Protoplasma
Protoplasma adalah bagian hidup dari sebuah sel yang
dikelilingi oleh membran plasma. Protoplasma menurut Purkinye (1840), merupakan
substansi dasar kehidupan yang terdapat pada semua sel makhluk hidup.
Protoplasma berasal dari bahasa latin proto
yang berarti pertama dan plasma yang
berarti substansi. Pada eukariota, protoplasma yang mengelilingi inti sel
dikenal sebagai sitoplasma dan didalam inti
sel sebagai nukleoplasma. Pada prokariota, bahan didalam membran plasma adalah
sitoplasma bakteri, tetapi di dalam membran luar dinamakan periplasma.
Sebagian
besar molekul-molekul dalam protoplasma berukuran antara 0.001 mikron- 0.1
mikron, sehingga protoplasma merupakan sistem koloid. Selain itu, didalam protoplasma terdapat molekul-molekul yang berukuran cukup besar misalnya
karbohidrat, protein, lemak dan beberapa senyawa lainnya dan ion- ion yang
berukuran kecil.
Didalam sel protoplasma dikenal dengan cairan
pengisi sel yang memiliki sifat kimia dan sifat
fisika yang khas. Sifat kimia protoplasma sebagai berikut:
1.
Mengandung senyawa organi dan anorganik.
2.
Memiliki kisaran keasaman (pH) tertentu.
3.
Mengandung ion penyangga atau Buffer = HCO3,
CO32-, PO43-.
Sifat fisika protoplasma, antara lain:
1. Tidak
tersaring
Protoplasma berifat sol yaitu koloid encer, dan bersifat gel
yaitu koloid yang kekurangan air. Dalam bentuk koloid protoplasma tidak dapat
dipisahkan dengan menggunakan kertas saring. Oleh karena itu protoplasma
memiliki sifat tidak dapat disaring.
2. Memperlihatkan
efek tyndall
Efek
Tyndall adalah kemampuan matriks sitoplasma memantulkan cahaya yang pentulannya
berupa kerucut. Selain itu, efek tyndall memiliki arti peristiwa dimana jalannya sinar
dalam koloid dapat terlihat karena partikel koloid dapat menghamburkan sinar ke
segala arah. Sehingga jika protoplasma yang merupakan sistem koloid ini
disinari dengan sinar lampu listrik pada suatu ruang yang gelap akan memberi
efek Tyndall. Jadi protoplasma memiliki kemampuan untuk dapat memperlihatkan
efek tyndall.
3.
Memperlihatkan gerak brown
Molekul-molekul
(partikel) pada sistem koloid protoplasma dapat bergerak secara zig-zag (gerak Brown (1872)).
Gerak Brown pada protoplasma kecepatannya tergantung pada besarnya partikel dan
suhu protoplasma. Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat pula
gerak Brown yang terjadi. Demikian pula sebaliknya semakin besar ukuran
partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi.
4.
Memperlihatkan viskositas
Secara fisis,
protoplasma mempunyai viskositas yang bervariasi, tergantung pada densitas
(kerapatan) partikel yang ada didalamnya. Viskositas potoplasma pada suatu bagian sel
dapat berbeda dari bagian yang lain. Komponen utama protoplasma adalah air,
maka sifat-sifat protoplasma juga tidak jauh berbeda dengan air. Matriks sitoplasma
yang cair memiliki tegangan permukaan, sehingga menentukan posisi seluruh komponen
sel seperti komposisi membrane inti. Koloid protoplasma dapat mengalami perubahan
kekentalan oleh adanya pengaruh kadar air dan suhu. Pada saat kadar air
tinggi, maka wujud protoplasma disebut sol
(lebih encer). Artinya viskositas dari protoplasma menjadi rendah. Sebaliknya
jika kadar air berkurang, maka wujud protoplasma disebut gel (lebih kental).
Contoh perubahan dari sol ke gel dalam
kehidupan yaitu pada
saat amoeba bergerak, kaki semu terjulur dalam keadaan sol.
5.
Kemampuan menggumpal
Partikel-partikel
yang tersebar dalam protoplasma mempunyai muatan yang sama, akibat dari saling
tolak yang berkelanjutan menyebabkan pertikel-partikel tidak dapat mengendap
dan keadaan ini mempertahankan stbilitas koloid. Jika ion atau partikel koloid
dibuat berlawanan muatan listrik, akibatnya akan bersifat netral. Akibatnya
partikel-partikel dalam koloid akan menggumpal. Jadi protoplasma memiliki
kemampuan untuk menggumpal (koagulasi).
Selain itu, terdapat sifat-sifat lain dari protoplasma, yaitu
1.
Siklosis, yaitu gerakan berupa arus yang
terjadi pada protoplasma yang berada dalam keadaan sol. Siklosis ini disebabkan
oleh Tekanan Hidrostatis, Temperatur, pH, Kekentalan (Viskositas), Umur Sel.
2.
Gerak
Ameboid, adalah gerakan protoplasma pada sel (terutama hewan
satu sel: Amoeba, Protozoa serta Leukosit) yang disebabkan oleh perubahan
fungsinya sehingga sitoplasma memanjang keadaannya.
3.
Tegangan permukaan, disebabkan
oleh tertariknya molekul-molekul pada permukaan oleh molekul-molekul dibawahnya
yang bergerak bebas dengan kekuatan pada setiap arah yang sama. Akibat tarikan
tersebut molekul permukaan menjadi terikat sehingga terjadi tegangan yang
disebut tegangan permukaan.
4.
Adsorpsi, meningkatnya
konsentrasi substansi pada permukaan suatu larutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar