Koloid
pada Susu
Koloid
adalah suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau lebih di mana
partikel-partikel zat yang berukuran koloid tersebar merata dalam zat lain.
Ukuran diameter partikelnya antara 10-7 m dan 10-9 m. Susu termasuk
koloid karena susu dilihat secara makroskopis bersifat homogen, tetapi bila
diamati dengan mikroskop ultra bersifat heterogen dan dapat disaring dengan
penyariangan ultra.
Susu termasuk kolois jenis emulsi cair
karena zat terdispersinya berfse cair dan zat pendispersinya (medium) berfase
cair. Emulsi cair melibatkan
campuran dua zat cair yang tidak dapat saling melarutkan jika dicampurkan yaitu
zat cair polar dan zat cair non polar. Oleh karena itu pada susu diperlukan
emulgator berupa kasein agar susu dan air dapat dicampurkan.
Susu memiliki komposisi yang berkisar pada 87,7%
air, 4,9% laktosa, 3,4% lmak, 3,3% protein, dan 0,7% mineral. Keberadaan
campuran partikel laktos, lemak dan protein terdispersi secara merata dalam air
ini akan menyebabkan materi yang tergolong sebagai koloid.
Koloid pada susu dapat dilakukan dengan cara
dispersi homogenisasi. Dispersi merupakan cara untuk memperkecil ukuran
partikel dari suspensi kasar menjadi partikel ukuran koloid. Pada pembuatan susu kental manis yang bebas kasein
dilakukan dengan mencampurkan serbuk susu skim ke dalam air di dalam mesin
homogenisasi, partikel lemak dari susu diperkecil
sampai berukuran koloid dengan cara melewatkan melalui lubang berpori dengan
tekanan tinggi. Jika ukuran partikel sudah sesuai ukuran koloid, selanjutnya
didispersikan ke dalam medium pendispersi.
Cara pembuatan susu kental manis:
1. Mempersiapkan
bahan.
Bahan utama yaitu: susu segar, skim milk powder (SMP), lemak, air gula
(sukrosa) serta bahan penunjang yaitu: anhydrous milk fat (AMF), buttermilk powder (BMP), palm oil, laktosa,
vitamin, antioksidan, dan cocoa powder.
2. Pencampuran
(Mixing)
Bahan-bahan yang sebelumnya telah disiapkan dicampurkan
dalam tangki pencampur bahan (mix tank).
Bahan yang terlebih dahulu dicampurkan adalah susu
segar atau air yang telah dipanaskan sebelumnya dengan suhu 55-600C.
Kemudian ditambahkan bubuk susu seperti Skim
milk powder (SMP), Butter Milk Powder (BMP), dan Whey Powder
(WP) dari dumper. Selama penuangan terdapat blower yang bekerja
membantu menghisap partikel-partikel susu yang berterbangan
sehingga mencegah timbulnya polusi.
Setelah penuangan susu bubuk, dilanjutkan dengan
penuangan gula dan penuangan palm oil.
Gula dan palm oil dituangkan
bersama-sama. Palm oil yang dituangkan
sebelumnya telah dicampurkan dengan bahan
tambahan seperti vitamin A, B1, D3,
dan BHA. Tempat pencampuran antara palm oil dan bahan tambahan di
dalam tangki palm oil. Pada saat penuangan gula, campuran dalam mix tank
dipanaskan terus hingga suhu 510C. Hal
ini untuk memudahkan gula larut dalam
campuran. Pemanasan dilakukan dengan menggunakan mesin PHE (Plate Heat
Exchanger).
3.
Standarisasi.
Pada tahap ini dilakukan inspeksi oleh
QC mengenai besarnya total solid (TS), pH,
lemak dan viskositas. Apabila telah memenuhi
standar yang ditetapkan, proses dilanjutkan
ketahapan berikutnya.
4.
Penyaringan
Pada saat proses pencampuran, produk dilewatkan melalui filter
untuk dilakukan penyaringan sebelum produk
menuju PHE untuk pemanasan. Penyaringan berfungsi
untuk mencegah terjadinya kontaminasi fisik oleh bahan-bahan yang
tidak diinginkan seperti kotoran sisa-sisa karung dan pasir. Filter yang
digunakan terbuat dari nilon yang berukuran 500 mikron.
Setelah disaring dan dipanaskan dalam PHE,
produk kembali ke tangki pencampuran.
Dalam tangki pencampuran, produk terus diaduk
hingga suhu mencapai 60oC. Dari tangki
pencampuran, produk dialirkan menuju tangki penampungan
I (Balance Tank I). Balance Tank I (BT I) merupakan tangki tempat
penampungan sementara produk sebelum
dihomogenisasi di homogenizer. Selama ditampung
dalam BT I, produk mengalami proses
penyaringan kembali. Filter yang digunakan
terbuat dari nilon dengan ukuran 200
mikron. Ukuran filter yang makin kecil
dimaksudkan untuk menyaring kotoran-kotoran yang berukuran lebih
kecil yang sebelumnya tidak ikut tersaring.
5.
Homogenisasi
Produk dari BT I dialirkan ke
dalam homogenizer untuk dilakukan proses homogenisasi. Susu yang
dihomenisasi mengalami suatu proses pemecahan globula-globula susu sehingga
dihasilkan globula susu yang ukurannya lebih kecil
dan seragam. Ukuran globula awal 200 µm
diperkecil menjadi 2µm. Hal ini terjadi karena produk dilewatkan dalam
suatu celah sempit dalam kecepatan dan
tekanan tinggi (450-1500 psi). Homogenisasi
dilakukan untuk menstabilkan emulsi lemak
dalam susu kental manis.
Viskositas akhir proses berkisar 3
poise dan ukuran globula lemak akan
membentuk cluster, yaitu gabungan dari
globula-globula lemak. Proses homogenisasi akan mengakibatkan lebih banyaknya
jumlah butiran lemak dan memperluas permukaan lemak sehingga mempermudah proses
pasteurisasi.
6.
Pasteurisasi
Produk yang telah dihomogenisasi dialirkan
ke dalam pasteurizer. Di dalam pasteurizer,
produk akan mengalami proses pasteurisasi. Proses
pasteurisasi bertujuan untuk membunuh semua bakteri patogen dan 99% total
bakteri serta menginaktifkan enzim termasuk enzim lipase. Dengan
demikian, produk diharapkan tetap dalam
kondisi baik selama pendistribusian dan lebih
awet serta amam dikonsumsi oleh konsumen. Metode
yang digunakan untuk proses pasteurisasi adalah metode HTST (High Temperature
Short Time) dengan menggunakan sistem aliran kontinyu. Suhu pasteurisasi
untuk produk semi recombine adalah 90ºC + 2ºC dan suhu
pasteurisasi untuk produk fully recombine
adalah 85ºC + 2ºC. Keduanya dengan lama waktu pasteurisasi 30
detik. Saat proses pasteurisasi, produk
dilewatkan ke holding tube, yaitu pipa
berkelok-kelok untuk mempertahankan suhu selama
pasteurisasi. Dalam holding tube terdapat
Flow diversion Valve (FDV) yang merupakan
sensor suhu selama pasteurisasi. Pada
proses produksi susu kental manis semi
recombine, apabila suhu kurang dari 90ºC
maka valve ke bagian pendingin akan tertutup dan susu akan kembali ke small
balance tank untuk diresirkulasikan dengan melewati proses homogenisasi dan pasteurisasi
kembali. Jika suhu lebih dari 92ºC, produk akan dialirkan ke plat pendingin.
Demikian pula pada proses produksi susu kental manis fully recombine,
apabila suhu kurang dari 83ºC maka
valve ke bagian pendingin akan tertutup dan
susu akan kembali ke small balance tank
untuk diresirkulasikan dengan melewati proses
homogenisasi dan pasteurisasi kembali. Jika suhu lebih dari 87ºC, produk
akan dialirkan ke plat pendingin. Produk yang telah dipasteurisasi akan
dialirkan ke dalam BT II. BT II adalah tempat sementara untuk menampung produk
sebelum produk dikentalkan di vacuum cooler.
7.
Proses Pengentalan (Evaporasi)
Produk susu dari BT II dialirkan
ke vacuum cooler untuk dikentalkan. Dalam
vacuum cooler, produk akan mengalami proses
penguapan pada kondisi vakum sehingga lama
kelamaan produk akan menjadi kental. Tekanan
yang digunakan agar tercapai kondisi vakum sebesar
– 40 cmHg. Proses penguapan pada
kondisi vakum terjadi pada suhu yang lebih rendah
dibanding proses penguapan biasa yaitu 30-31 ºC. Hal ini dimaksudkan untuk
mencegah terjadinya pencoklatan, perubahan citarasa dan aroma
serta peningkatan viskositas produk selama penyimpanan.
Dalam proses pengentalan juga dilakukan
penambahan kristal laktosa dalam ukuran kecil.
Proses ini dinamakan lactose seeding. Diameter kristal
laktosa yang ditambahkan kira-kira berukuran 10 mikron. Proses
di vacuum cooler berhenti setelah suhu
susu mencapai 27-28ºC. Pada tahap ini produk telah menjadi susu
kental manis Sebelum susu kental manis
dialirkan ke storage vat, QC melakukan
inspeksi untuk mengukur kadar lemak,
viskositas, gula, TS, dan protein. Apabila parameter
proses yang diukur telah memenuhi standar yang
ditetapkan di perusahaan maka susu kental manis dialirkan ke storage vat.
Storage vat merupakan tangki penampungan akhir dari adonan susu yang siap
filling. Tangki penampungan ini dilengkapi dengan agitator yang
berfungsi sebagai pengaduk adonan susu
hingga diperoleh produk akhir dengan campuran yang seragam. Proses
agitasi dilakukan selama 2 jam untuk memperoleh campuran adonan susu yang
seragam dari beberapa batch yang ditampung dalam storage vat.
Daftar
Pustaka
Alifah. 2011. Sistem koloid. (Online). http://alifah-daigakusei.blogspot.com/2011/04/sistem-koloid.html.
(diakses pada 21 November 2014)
Alfina. 2013. Koloid. (Online). http://alfina30.blogspot.com/2013/05/laporan-kimia-membuat-koloid-dengan.html.
(diakses pada 22 November 2014)
Anonim. 2013.
Sistem Koloid. (Online). http://santrinitas.wordpress.com/kelas-xi/sistem-koloid/.
(diakses pada 22 November 2014)
Anonim. 2013. Pembuatan Koloid. (Online). http://materi-kimia-sma.blogspot.com/2013/12/pembuatan-koloid.html.
(diakses pada 21 November 2014)
Yulianti, nia.
2013. Proses Pembuatan Susu Kental Manis.
(Online). http://niayulianty.blogspot.com/2013/11/proses-pembuatan-susu-kental-manis.html.
(diakses pada 21 November 2014)
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.
BalasHapusSalam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
Rust remover